Minggu, 31 Desember 2017

Senja di Akhir Tahun (2017)



Selalu indah
Meski tertutup awan hitam
Tetap menghipnotis
Hingga para penikmatnya dibuat melongo
Sembari tersenyum
Tak mau berkedip
Namun....
Sore ini akan lain
Cerita dulu
Ingatan lama
Dan apa yang telah lalu
Perlahan dilupakan
Menyongsong esok
Beriringan fajar
Menyapa kisah baru

Selasa, 25 Juli 2017

Danau Seran

     Hello sahabat blogger, lama gak posting tulisan kali ini aku mau sedikit berbagi informasi mengenai salah satu destinasi wisata yang ada di Kalimantan Selatan. Kali aja temen-temen semua ada yang lagi setres, pusing atau temen-temen dari luar Kalimantan yang kebetulan lagi liburan disini atau buat temen-temen yang mau liburan tapi gak mau nanjak naik gunung atau terlalu jauh tapi mau wisata alam mungkin ini bisa dijadikan salah satu rekomendasi liburan.
   Danau Seran sendiri terletak di daerah Banjarbaru Kalimantan Selatan tepatnya di jln Guntung Manggis. Bagi kalian yang gak hafal jalan daerah sini bisa pakai google maps dan kalo udah masuk komplek kalian semua tinggal ngikutin petunjuk arah yang ada di jalan. Seperti namanya wisata ini jelas wisata danau  atau kalo aku sering bilang wisata air. Biaya masuk wisata ini juga cukup terjangkau, Rp. 5000/org.  Disana cocok banget buat kalian yang suka foto-foto, karena cukup banyak tempat-tempat cantik untuk foto terutama foto romantis sama pasangan, yang gak punya pasangan yaudahlah ya foto sendiri aja wkwk.. untuk bisa menikmati sepeda air, kalian perlu nyebrang dulu ke pulau pinus menggunakan "Kelotok" biayanya Rp 5000/org PP dan naik sepeda airnya Rp 25.000/25menit bisa dinaiki 2-3 orang. Nah dipulau pinus ini juga kalian bisa sekedar santai-santai berayun ayun diayunan yang sediakan sambil menikmati pemandangan danau. Bagi kalian yang bawa anak kecil di sana juga ada mainan untuk anak-anak seperti sarang burung dan lain lain.  
   Kan cocok banget buat kalian yang cuman mau santai, foto-foto atau main air. Gak sedikit orang yang berenang di Danau. Disana juga disediakan penyewaan ban dan pelampung. Buat yang laper atau haus juga gak perlu khawatir karena banyak orang jualan. Mau ngafe atau nongki-nongki disana juga tersedia. So, selamat berlibur đŸ˜Š







Kamis, 20 April 2017

Makalah Filsafat Pendidikan



FILSAFAT PENDIDIKAN
Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan
Dosen :  
599px-Logo_unlam.png
                                                                         oleh:
Hayatun Nisa (A1F115046)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Filsafat Pendidikan “Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan”.
            Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan bimbingan serta dukungan kepada saya untuk membuat tugas ini. Makalah ini saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Filsafat Pendidikan” yang diharapkan dapat menjadi dasar pelajaran dan menambah ilmu pengetahuan.
            Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
            Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


Banjarmasin, 4 April 2017



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
A. Kehidupan Manusia dan Tujuan Hidupnya................................................. 3
1. Tujuan hidup menurut tokoh-tokoh Alkitab............................................. 5
2. Tujuan hidup sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Wahyu................. 5
3. Tujuan dalam hidup bergantung pada asal usul manusia....................... 6
4. Tujuan Hidup Muslim.................................................................................... 7
B.  Tujuan Pendidikan......................................................................................... 8
1. Macam-Macam Tujuan Pendidikan................................................................ 9                        
2. Tujuan Pendidikan Menurut Para Pakar......................................................... 10          
3. Tujuan Pendidikan di Indonesia.................................................................... 11
C. Hubungan Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan...................................... 12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 15
   A.  Kesimpulan.......................................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
     Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang menjadi anggota populasi di permukaan bumi. Ia adalah suatu himpunan yang memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh sekian juta makhluk hidup lainnya. Manusia, selama hidupnya selalu berusaha dan berjuang untuk memanfaatkan alam sekitarnya dengan cara menggunakan sumber daya dan tenaga alam untuk kepentingan dirinya.
Yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya terletak pada sifat-sifat kehidupan rohaninya, yaitu bahwa manusia memiliki potensi akal budi. Dengan potensi ini manusia dapat berfikir dan berbuat melebihi kemampuan hewan. Manusia dapat memahami hal-hal abstrak, dan mengabstraksikan hal-hal konkrit. Dengan akal budi, manusia mempunyai cita-cita dan tujuan hidup. Karena akal, manusia melahirkan kebudayaan, mengubah benda-benda alam menjadi benda budaya sesuai dengan kehendak dan kebutuhan hidupnya. Karena akal, manusia menjadi bermoral dan menciptakan norma-norma hidup bermasyarakat. Oleh karena memiliki akal budi itulah, manusia menjadi makhluk bijaksana yang mencari tujuan-tujuan (homo sapiens), makhluk yang pandai bekerja, menggunakan alat (selalu mencari konkretasi) atau (homo faber), dan makhluk yang menyukai proses tanpa tujuan (homo ludens), manusia mempnyai akal budi maka manusia menjadi homo politikus yang akan mencari kabebasan dirinya sendiri maupun masyarakat dan cara menerobos batas-batasnya. Selain itu, menjadi homo religius yang akan percaya kepada penentuan atau takdir.
Kehidupan manusia menurut sejarah selalu berubah-ubah. Misalnya, kehidupan antara mnusia purba dengan manusia sekarang ini. Kehidupan manusia purba hidupnya sangat sederhana, hanya sekedar mencari makan untuk mengisi perut setiap hari, dan melindungi diri dan keluarganya dari marabahaya dan serangan binatang buas. Manusia telah menguasai alam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan mausia membuat dan mengerjakan apa saja, dari sejak membuat jarum sampai membuat satelit. Implikasi dari pengertian tadi bahwa tujuan hidup yang ingin dicapai manusia terus berkembang dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.
Pendidikan sebagai bagaian dari kehidupan manusia, karena dalam pendidikan manusia sebagai inti utamanya. Pendidikan hendak mengantarkan manusia dan mengarahkannya dalam kehidupan yang lebih baik. Dalam integrasinya dengan alam, maka pendidikan harus mengarahkan kehidupan manusia dan membekali manusia untuk persiapan perjuangannya di dunia ini. Maka sangatlah penting untuk mengetahui keterkaitannya tujuan hidup manusia dengan tujuan hidup pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1.      Apakah tujuan hidup manusia ?
2.      Apakah tujuan pendidikan ?
3.      Apakah hubungan tujuan hidup dan tujuan pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui tujuan hidup manusia
2.      Mengetahui tujuan pendidikan
3.      Mengetahui hubungan tujuan hidup dan tujuan pendidikan




BAB II
PEMBAHASAN
A.  KEHIDUPAN MANUSIA DAN TUJUAN HIDUPNYA
Kehidupan manusia di permukaan bumi ini, baik yang menyangkut aspek fisik maupun yang menyangkut aspek sosial budayanya senantiasa mengalami perubahan. Sampai kapanpun perubahan itu akan berlangsung cepat atau lambat. Akibat dari perubahan itu menimbulkan permasalahan bagi kehidupan manusia. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan sarana penunjang kebutuhannya, akan menimbulkan masalah yang kompleks. Permasalahan itu menuntut perhatian dan pemikiran manusia untuk mengantisipasi agar dapat diatasi dengan baik, sehingga tidak menimbulkan masalah yang kompleks lagi.
Pemanfaatan dan pengembangan akal budi manusia telah terungkap pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya juga menjadi tulang punggung pembangunan bangsa kita.
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah sebagian hamparan alam menjadi hamparan budaya. Hutan, rawa, gunung, telah dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk pemukiman, dan setesrunya yang menjamin kelangsungan hidup manusia.
            Seringkah kita berpikir bahwa hidup menyodorkan terlalu banyak pertanyaan
yang tak terjawab kepada kita, tak sedikit diantara kita mencari tahu apa tujuan
hidup ini. Sebagian memikirkannya keras-keras, namun jawaban yang dirumuskan
tak jua menentramkan hatinya. Sebagian yang lain merenungkannya dalam nurani
dalam-dalam, namun sang pikiran masih penuh gelak bertanya-tanya. Bahkan
ada yang seolah tak perlu untuk apa miliki tujuan dalam hidup. Ada orang yang
mengaku telahm menemukan dalam akal dan budi hatinya, namun mereka kehilangan itu saat harus melewati hidup sehari-hari.
Benarkah tujuan hidup ini bisa ditemukan dengan memikirkannya keras-keras, atau merenungkannya dalam-dalam? Bukankah begitu banyak orang merasa tak perlu sibuk mencari tahu apa jawabannya. Bagi mereka, menjalani hidup
sebaik-baiknya, menikmati setiap detik dengan ketentraman pikiran dan
kerendahan hati adalah lebih dari cukup ketimbang setumpuk kalimat jawaban
dan pernyataan. Tujuan hidup tak berada di balik kata-kata – seindah apapun
kata itu digoreskan – melainkan dalam hidup itu sendiri yang kita temukan
sewaktu kita sungguh-sungguh menjalaninya. Dengan begitu kita kedua kaki
tak segan dan tahu kemana mesti diayunkan.
Persoalan falsafah, “Apa makna hidup?” mempunyai makna yang berbeda bagi setiap orang. Kekaburan pertanyaan ini terwujud dalam perkataan “makna” yang menyebabkan persoalan ini boleh ditaksif dengan pelbagai cara, umpamanya:
1.      Apakah puncaknya hidup?
2.      Apakah sifatnya hidup (dan sifat alam semesta kita)?
3.      Apakah maksudnya hidup?
4.      Apakah yang bernilai dalam hidup kita?
5.      Apakah tujuan hidup ataupun tujuan dalam kehidupan seseorang?
Persoalan ini telah menimbulkan berbagai jawaban yang bertentangan serta perdebatan dari teori-teori saintifik ke teori-teori falsafah, teologi dan penjelasan-penjelasan rohaniah.
Secara umum tujuan hidup itu adalah untuk
1.      Untuk menjadi manusia yang dapat mengabdi pada sang penciptanya ( Allah )
2.      Mencari kebenaran dan keabsahan yang baik sesuai dengan filsafat dan ajaran agama yang telah diwahyukan oleh Allah SWT
3.      Menjadi manusia seutuhnya dan sebagai penata sosial yang kuat serta berwibawa sehingga mampu menjalankan visi dalam kehidupan sebagai manusia utuh.
4.      Dapat mengolah alam semesta yang disesuaikan oleh Allah SWT dengan menggunakan akal pikiran yang telah dianugrahkan oleh Allah SWT
5.      Menjadi manusia yang bahagia, kaya serta sehat jasmani dan rohani sehingga terjadi keseimbangan kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat.[1]

1. Tujuan hidup menurut tokoh-tokoh Alkitab:
Salomo: setelah berbicara mengenai kesia-siaan hidup ketika hidup dihidupi dengan cara seolah-olah apa yang ada hanyalah dunia dan segala yang ditawarkannya Salomo menyimpulkan dalam kitab Pengkhotbah: “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.” (Pengkhotbah 12:13-14). Salomo mengatakan bahwa hidup adalah menghormati Tuhan dengan pikiran dan cara hidup kita dan menuruti perintah-perintahNya karena orang akan berdiri di hadapanNya untuk dihakimi.
2. Tujuan hidup sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Wahyu:
Kitab terakhir dalam Alkitab, kitab Wahyu mendiskusikan apa yang akan terjadi pada akhir dari zaman yang kita kenal ini. Setelah kembalinya Kristus dan masa pemerintahanNya selama 1.000 tahun di atas bumi ini berakhir, mereka yang tidak percaya akan dibangkitkan dan dihakimi berdasarkan perbuatan mereka dan dikirim ke dalam kekekalan mereka di dalam lautan api (Wahyu 20). Langit dan bumi sebagaimana kita ketahui akan dihancurkan dan langit baru serta bumi baru akan diciptakan dan kekekalan akan tiba. Sekali lagi, sebagaimana dalam Taman Eden dalam kitab Kejadian, manusia akan kembali berdiam dengan Allah dan Allah dengan mereka (Wahyu 21:3), semua sisa kutukan (atas bumi karena dosa manusia) akan disingkirkan (kesedihan, penyakit, kematian, kesakitan) (Wahyu 21:4). Allah mengatakan bahwa mereka yang menang akan mewarisi segalanya, Dia akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi anak-anakNya.
3. Tujuan dalam hidup bergantung pada asal usul manusia
Jika kita adalah hasil dari evolusi, maka kita tidak lebih dari makhluk biologis yang rumit yang berhasil mencapai taraf kesadaran pribadi. Kita kecewa karena tidak ada tujuan yang lebih besar dalam hidup ini selain berusaha mempertahankan hidup dan kelangsung spesies sampai kecelakaan kosmik lai terjadi dan menaikkan tingkat hidup kita setingkat lebih tinggi. Namun, kita Bukanlah hasil dari kecelakaan kosmik.
Sains yang sejati menguatkan fakta bahwa evolusi makro (transformasi spesies yang satu ke spesies yang lain) adalah suatu lelucon belaka. Evolusi salah disebut sebagai “sains” ketika sebetulnya tidak dapat diulangi atau diamati tapi harus diterima melalui iman, sama seperti penciptaan. Sejalan dengan makin kita belajar mengenai biologi-mikro, kita mendapatkan bahwa kemungkinan untuk pembentukan molekul protein yang paling sederhana yang dibutuhkan untuk hidup adalah sama sekali tidak mungkin sekalipun ada waktu Triliyunan tahun untuk terjadi secara kebetulan kombinasi yang tepat untuk terbentuknya asam amino. Demikian pula fosil tidak mendukung teori evolusi.
              Dalam kata-kata dari penganut teori evolusi sendiri seharusnya ada bermacam bentuk hidup tahap peralihan yang belum ditemukan. Apa yang dibuktikan oleh fosil adalah apa yang dikatakan oleh Kejadian 1: sejumlah besar spesies yang berbeda muncul pada saat yang sama dan spesies-spesies itu pada umumnya masih sama dengan apa yang ada saat ini. Perubahan pada burung atau ngengat dalam abad terakhir dan yang sering dikutip sebagai dukungan untuk evolusi adalah merupakan perubahan dalam spesies (evolusi mikro), sesuatu yang tidak ditentang oleh Alkitab atau penganut-penganut penciptaan. Lagipula, makin kita mempelajari apa yang disebut dengan sel sederhana kita makin menemukan apa yang telah dikatakan oleh Kejadian pasal 1: bahwa hidup adalah hasil dari Desainer dan Pencipta yang sangat berpengetahuan. Karena kita bukanlah hasil dari kecelakaan kosmik namun adalah ciptaan Allah, kalau ada tujuan hidup, Allah telah memberitahukannya kepada kita.[2]

     4. Tujuan Hidup Muslim
Secara umum dan sudah diyakini di kalangan Muslim, bahwa tujuan hidup manusia adalah ingin mendapatkan ridho dar Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa. Melalui iman dan beramal kebajikan. Firmannya:
وَمِنَ Ű§Ù„Ù†Ù‘ÙŽŰ§ŰłÙ مَنْ ÙŠÙŽŰŽÙ’Ű±ÙÙŠ Ù†ÙŽÙÙ’ŰłÙŽÙ‡Ù Ű§ŰšÙ’ŰȘِŰșÙŽŰ§ŰĄÙŽ Ù…ÙŽŰ±Ù’Ű¶ÙŽŰ§Ű©Ù Ű§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù ÙˆÙŽŰ§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ű±ÙŽŰĄÙÙˆÙÙŒ ŰšÙŰ§Ù„Ù’ŰčÙŰšÙŽŰ§ŰŻ (Ű§Ù„ŰšÙ‚Ű±Ű©: 207)
“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”. (Depag RI, 1984:50).
Pengertian di atas tadi bahwa arti dan makna hidup hanya untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
Sepanjang tujuan hidup manusia ingin mendapatkan ridho Allah SWT, maka indikasi yang menentukan adalah bisikan hati. Seperti dijelaskan oleh Nurcholis Madjid (1992:32) bahwa “Sepanjang

tujuan hidup manusia, taruhan yang amat menentukan adalah hati nurani.
Manusia sebagai bagian dari alam dan juga sebagai bagian dari sesamanya, maka ia harus mengaktualisasikan diri dalam sikap hidup yang menempatkan diri sebagai bagian dari kemanusiaan, dan dengan nyata menunjukan kepedualiannya pada manusia dan makna hidupnya di dunia ini. Dan sifat kemanusiaan merupakan wujud dari makna hidup manusia yang menyadari dirinya, untuk mengenal sesamanya. Ajakan ke arah kesadaran diri, seperti kata kenalilah dirimu sendiri agar engkau mengenal Tuhanmu dan janganlah lupakan Tuhanmu agar engkau tidak lupa akan dirimu. .[3]

B.  TUJUAN PENDIDIKAN
            Tujuan pendidikan merupakan gambaran dari filsafah atau pandangan hidup manusia, baik secara perseorangan maupun kelompok membicarakan tujuan pendidikan akan menyangkut system nilai dan norma-norma dalam suatu konteks kebudayaan, baik dalam mitos, kepercayaan dan religi, filsafat, ideology dan sebagainya. Dalam menentukan tujuan pendidikan ada beberapa nilai yang perlu diperhatikan, seperti yang dikemukakan oleh Hummel (1997:39) antara lain:
a)      Authonomy: Gives individuals and group the maximum awareness,knowledge and ability so thatthey can manage their personal and colegtive life to the greates possible extent.
b)      Equaty: Enable all citizen to participate in cultural and economic life by coffering them an equal basic education.
c)      Survival: Permit every nation to transmit and enrichits cultural herilage over the generations, but also guide education toward mutual understanding and toward what has become a worldwide realizations of common destiny.
                     Tujuan pendidikan harus mengandung ketiga nilai tersebut. Pertama, Autonomy, yaitu memberikan kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan secara maksimum kepada individu maupun kelompok, untuk dapat hidup mandiridan hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik. Kedua, Equiti (keadilan), berarti tujuan pendidikan tersebut harus member kesempatan kepada seluruh warga masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan berbudaya dan kehidupan ekonomi dengan member pendidikan dasar yang sama. Ketiga, Survival, yang berarti dengan pendidikan akan menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi kegenerasi berikutnya. [4]

1. Macam-Macam Tujuan Pendidikan
               Menurut Langeveld, tujuan pendidikan ada bermacam-macam, yaitu:
a.      Tujuan Umum
        Tujuan ini juga disebut tujuan total, tujuan yang sepenuhnya atau tujuan
akhir. Dalam hal ini Kohnstam dan Gunning mengatakan bahwa tujuan akhir dari pendidikan ialah untuk membentuk insane kamil atau manusia sempurna. Manusia dapat dikatakan sempurna apabila dalam hidupnya menunjukkan adanya keselarasan/harmonis antara maniah dan rohaniah.
b. Tujuan Khusus
              Untuk menuju kepada tujuan umum itu, perlu adanya kekhususan tujuan
yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi tertentu. Penyesuaian terhadap situasi dan kondisi tertentu inilah yang dimaksud dengan tujuan khusus.
c. Tujuan Tak Lengkap
              Tujuan tak lengkap adalah tujuan dari masing masing aspek pendidikan. Oleh kerena itu tujuan dari masing-masing aspek pendidikan harus dilengkapi dengan tujuan aspek-aspek lain agar tidak terjadi ketimpangan.
d. Tujuan Insidentil : ( tujuan seketika atau sesaat )
         Tujuan ini timbul secara kebetulan, secara mendadak dan hanya bersifat sesaat. Misalnya: tujuan untuk mengadakan hiburan atau variasi dalam kehidupan sekolah maka diadakanlah darmawisata ke suatu tempat. Dalam hal itu tujuan ini selesai setelah darmawisata dilaksanakan.
e. Tujuan Sementara
              Tujuan sementara adaah tujuan-tujuan yang ingin kita capai dalam fase-fase tertentu dari pendidikan. Misalnya: anak dimasukkan ke sekolah agar bisa membaca dan menulis. Membaca dan menulis adalah tujuan sementara anak masuk sekolah.
f. Tujuan Perantara
              Tujuan perantara disebut juga tujuan intermediair. Tujuan ini adalah merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain.

2. Tujuan Pendidikan Menurut Para Pakar
a. Socrates (469-347 SM)
     Tujuan pendidikan Socrates adalah mengembangkan daya pikir sehingga memungkinkan orang untuk mengerti pokok-pokok kesusilaan.
b. Plato (384-332 SM)
     Tujuan pendidikan menurut Plato adalah menyajikan individu bahagia dan berguna bagi Negara. Di dalam bukunya “Republik” berpendapat bahwa tujuan pendidikan ialah mencapai keadilan di dalam Negara dengan pimpinan seorang raja yang bijaksana.
c. Aristoteles (354-430 SM)
     Tujuan pendidikan ialah membuat kehidupan rasional. Individu bersama-sama dengan orang-orang lain hendaknya tingkah lakunya selalu dipimpin oleh akal.
d. Augustinus (354-1553)
     Tujuan pendidikan ialah cinta sepenuhnya kepada Tuhan agar mendapat ketentraman di alam baqa kelak.
e. Francois Rabelais (1483-1553)
     Tujuan pengajaran adalah pembentukan manusia yang lengkap, cakap dalam kesenian dan industry, perkembangan manusia dalam segala seginya : jasmani, kesusilaan dan akalnya.
f. Prof. Dr. Ph. Kohnstam (Belanda 1875)
     Tujuan pendidikan ialah menolong manusia yang sedang berkembang, supaya ia memperoleh perdamaian batin yang sedalam-dalamnya tanpa mengganngu atau menjadi beban orang lain.
g. John Milton (Inggris, 1608-1674)
     Tujuan pendidikan ialah persiapan untuk kehidupan sebenarnya di dunia nyata.
h. John Locke (Inggris, 1632-1704)
     Tujuan pendidikan ialah pembentukan watak, perkembangan manusia sebagai kebulatan moral, jasmani dan mental.[5]

3. Tujuan Pendidikan di Indonesia

                 Pendidikan di Indonesia terproyeksikan pada ideologi Pancasila dan konstitusi UUD 1945 sebagai falsafahnya. Oleh karena itu, tujuan pendidikan secara umum ditujukan untuk menghasilkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang sikap dan perilakunya senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai pancasila.
                 Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan:
      “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.[6]
                 Selain itu tujuan pendidikan di Indonesian juga sebagaimana  yang tertulis dalam UUD RI nomer 20 tahun 2003 tentang pendidikan tentang sistem pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyebutkan : “pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang mhasa esa, berakhlak mulia , sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab’’.

C. HUBUNGAN TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN
            Hubungan manusia dengan pendidikan sangat erat karena mempunyai ikatan yang tidak dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidupnya. Manusia disebut juga “ Homo Sapiens ” yang artinya sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui segala sesuatu disekelilingnya, yang belum diketahuinya. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan di analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang melalui suatu proses alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai manusia. [7]
Dengan mengacu kepada prinsip-prinsip tujuan hidup manusia, dapat dirumuskan tujuan pendidikan dalam konteks tujuan hidup manusia, yaitu sebagai berikut:
1.      Pendidikan Islam adalah usaha sadar manusia membimbing dan mengembangkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya berdasarkan ajaran Islam. Tujuan hidup manusia berdasarkan ajaran Islam adalah memperoleh ridlo Allah swt. Karena itu, maka tujuan pendidikan adalah memperoleh ridlo Allah swt.
2.      Ridlo Allah hanya bisa dicapai melalui pola hidup beribadah kepada Allah, yaitu sikap penghambaan dan ketundukkan kepada sistem Allah. Agar manusia memiliki pola hidup ibadah, diperlukan bimbingan dan pembiasaan. Oleh karena itu, maka proses pendidikan harus ditujukan agar manusia memiliki kesadaran dan kemampuan menjalankan ibadah kepada Allah, baik ibadah ritual maupun ibadah sosial dalam kerangka menjalankan fungsi kholifah fil ard.
3.      Aktivitas duniawi yang didasarkan penghambaan dan ketundukkan (ibadah) kepada Allah akan melahirkan prilaku bermoral (akhlaq al karimah). Pembentukan prilaku bermoral memerlukan bimbingan, pembiasaan dan latihan. Oleh karena itu, proses pendidikan harus ditujukan untuk membentuk manusia yang berakhlaq mulia.
4.      Prilaku bermoral (akhlaq mulia) akan mendatangkan kebahagiaan bagi manusia dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Implikasinya adalah bahwa semua perancangan pendidikan harus diarahkan untuk membantu dan membimbing manusia mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat melalui pola hidup bermoral atas dasar ibadah kepada Allah.

Di sinilah terjadi hubungan antara tujuan hidup manusia dengan tujuan pendidikan. Dalam pendidikan, jika seseorang telah menguasai ilmu atau hal yang ingin diketahuinya, maka ia telah mencapai tujuan pendidikannya tersebut. Begitu pula dengan kehidupan. Dalam kehidupan, kebanyakan manusia ingin memperoleh kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan proses pendidikan yang dijalaninya dengan sungguh-sungguh, maka manusia akan dapat mencapai tujuan hidupnya tersebut. Inilah yang disebut tujuan hidup manusia sebagai tujuan akhir pendidikan.[8]























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dari pemaparan di atas bisa kita simpulkan bahwa tujuan hidup manusia yang hakiki itu adalah juga merupakan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Tujuan manusia yaitu menghambakan dirinya kepada tuhan serta bisa mensejahterakan bangsa negaranya sedangkan tujuan dari Pendidikan Nasional.


[1] Flory Kresinda Sonnie, “Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan”, Tiada hari tanpa belajar,belajar dan belajar, di akses dari http://kresinda.blogspot.co.id/2012/04/tujuan-hidup-dan-tujuan-pendidikan.html, pada tanggal 4 April 2017 pukul 12.36

[2] Irvan Jaya Musrida Batosai, “Filsafat Pendidikan”, I Support Irvan Jaya Mursida, di akses dari https://van88.wordpress.com/filsafat-pendidikan-2/, pada tanggal 4 April 2017 pukul 12.22
[3] Muhammad Deviana Syuja’I, “Tujuan Hidup dan Pendidikan dalam Kehidupan Manusia”, Flash  Compugraphics, di akses dari http://flashcompugraphics.blogspot.co.id/2013/04/tujuan-hidup-dan-pendidikan-dalam.html, pada tanggal 4 April 2017 pukul 11.57
[4] Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2014) 58-59
[5] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidkan, (Jakarta:Renika Cipta, 2001) 105-108, 133-134
[6] Teguh Wangsa Gandhi HW, Filsafat Pendidikan “Mahzab-Mahzah Filsafat Pendidikan”, (Jogjakarta: AM Ar-Ruzzamedia, 2016) 69
[7] Muhammad Rahman “Tujuan Hidup Manusia sebagai Tujuan Pendidikan”, The Power Of Soul, di akses dari http://mtrr1992.blogspot.co.id/?m=1 , pada tanggal 6 April 2017 pukul 12.09
[8] Abdhul Ansori, “Tujuan Hidup Manusia sebagai Tujuan Akhir Pendidikan”, Tak Kenal Senja, di akses dari http://mahasiswaveteran001.blogspot.co.id/2016/09/makalah-tujuan-hidup-manusia-sebagai.html, pada tanggal  6 April 2017 pukul 11.53