FILSAFAT
PENDIDIKAN
Tujuan
Hidup dan Tujuan Pendidikan
Dosen
:
oleh:
Hayatun
Nisa (A1F115046)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Filsafat Pendidikan âTujuan
Hidup dan Tujuan Pendidikanâ.
Dalam
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan
bimbingan serta dukungan kepada saya untuk membuat tugas ini. Makalah ini saya
buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah â Filsafat Pendidikanâ
yang diharapkan dapat menjadi dasar pelajaran dan menambah ilmu pengetahuan.
Terlepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karna itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Banjarmasin, 4 April 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
A. Kehidupan
Manusia dan Tujuan Hidupnya................................................. 3
1. Tujuan hidup menurut tokoh-tokoh Alkitab............................................. 5
2. Tujuan hidup sebagaimana dinyatakan dalam
Kitab Wahyu................. 5
3. Tujuan dalam
hidup bergantung pada asal usul manusia....................... 6
4. Tujuan Hidup Muslim.................................................................................... 7
B.
Tujuan Pendidikan......................................................................................... 8
1. Macam-Macam Tujuan Pendidikan................................................................ 9
2. Tujuan Pendidikan Menurut Para Pakar......................................................... 10
3. Tujuan Pendidikan di Indonesia.................................................................... 11
C. Hubungan
Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan...................................... 12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 15
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
merupakan salah satu makhluk hidup yang menjadi anggota populasi di permukaan
bumi. Ia adalah suatu himpunan yang memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh
sekian juta makhluk hidup lainnya. Manusia, selama hidupnya selalu berusaha dan
berjuang untuk memanfaatkan alam sekitarnya dengan cara menggunakan sumber daya dan tenaga
alam untuk kepentingan dirinya.
Yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya
terletak pada sifat-sifat kehidupan rohaninya, yaitu bahwa manusia memiliki
potensi akal budi. Dengan potensi ini manusia dapat berfikir dan berbuat
melebihi kemampuan hewan. Manusia dapat memahami hal-hal abstrak, dan
mengabstraksikan hal-hal konkrit. Dengan akal budi, manusia mempunyai cita-cita
dan tujuan hidup. Karena akal, manusia melahirkan kebudayaan, mengubah
benda-benda alam menjadi benda budaya sesuai dengan kehendak dan kebutuhan
hidupnya. Karena akal, manusia menjadi bermoral dan menciptakan norma-norma
hidup bermasyarakat. Oleh karena memiliki akal budi itulah, manusia menjadi makhluk
bijaksana yang mencari tujuan-tujuan (homo sapiens), makhluk yang pandai
bekerja, menggunakan alat (selalu mencari konkretasi) atau (homo faber),
dan makhluk yang menyukai proses tanpa tujuan (homo ludens), manusia
mempnyai akal budi maka manusia menjadi homo politikus yang akan mencari
kabebasan dirinya sendiri maupun masyarakat dan cara menerobos batas-batasnya.
Selain itu, menjadi homo religius yang akan percaya kepada penentuan
atau takdir.
Kehidupan
manusia menurut sejarah selalu berubah-ubah. Misalnya, kehidupan antara mnusia
purba dengan manusia sekarang ini. Kehidupan manusia purba hidupnya sangat
sederhana, hanya sekedar mencari makan untuk mengisi perut setiap hari, dan
melindungi diri dan keluarganya dari marabahaya dan serangan binatang buas. Manusia
telah menguasai alam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan mausia membuat dan
mengerjakan apa saja, dari sejak membuat jarum sampai membuat satelit.
Implikasi dari pengertian tadi bahwa tujuan hidup yang ingin dicapai manusia
terus berkembang dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.
Pendidikan
sebagai bagaian dari kehidupan manusia, karena dalam pendidikan manusia sebagai
inti utamanya. Pendidikan hendak mengantarkan manusia dan mengarahkannya dalam
kehidupan yang lebih baik. Dalam integrasinya dengan alam, maka pendidikan
harus mengarahkan kehidupan manusia dan membekali manusia untuk persiapan
perjuangannya di dunia ini. Maka sangatlah penting untuk mengetahui keterkaitannya
tujuan hidup manusia dengan tujuan hidup pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
tujuan hidup manusia ?
2.
Apakah
tujuan pendidikan ?
3.
Apakah
hubungan tujuan hidup dan tujuan pendidikan ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
tujuan hidup manusia
2.
Mengetahui
tujuan pendidikan
3.
Mengetahui
hubungan tujuan hidup dan tujuan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEHIDUPAN MANUSIA DAN TUJUAN HIDUPNYA
Kehidupan manusia di permukaan bumi ini, baik yang
menyangkut aspek fisik maupun yang menyangkut aspek sosial budayanya senantiasa
mengalami perubahan. Sampai kapanpun perubahan itu akan berlangsung cepat atau
lambat. Akibat dari perubahan itu menimbulkan permasalahan bagi kehidupan
manusia. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan sarana penunjang
kebutuhannya, akan menimbulkan masalah yang kompleks. Permasalahan itu menuntut
perhatian dan pemikiran manusia untuk mengantisipasi agar dapat diatasi dengan
baik, sehingga tidak menimbulkan masalah yang kompleks lagi.
Pemanfaatan
dan pengembangan akal budi manusia telah terungkap pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
mengubah cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya juga menjadi
tulang punggung pembangunan bangsa kita.
Pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah sebagian hamparan alam menjadi
hamparan budaya. Hutan, rawa, gunung, telah dapat dimanfaatkan oleh manusia
untuk pemukiman, dan setesrunya yang menjamin kelangsungan hidup manusia.
Seringkah
kita berpikir bahwa hidup menyodorkan terlalu banyak pertanyaan
yang tak terjawab kepada kita, tak sedikit diantara kita mencari tahu apa
tujuan
hidup ini. Sebagian memikirkannya keras-keras, namun jawaban yang dirumuskan
tak jua menentramkan hatinya. Sebagian yang lain merenungkannya dalam nurani
dalam-dalam, namun sang pikiran masih penuh gelak bertanya-tanya. Bahkan
ada yang seolah tak perlu untuk apa miliki tujuan dalam hidup. Ada orang yang
mengaku telahm menemukan dalam akal dan budi hatinya, namun mereka kehilangan
itu saat harus melewati hidup sehari-hari.
Benarkah
tujuan hidup ini bisa ditemukan dengan memikirkannya keras-keras, atau
merenungkannya dalam-dalam? Bukankah begitu banyak orang merasa tak perlu sibuk
mencari tahu apa jawabannya. Bagi mereka, menjalani hidup
sebaik-baiknya, menikmati setiap detik dengan ketentraman pikiran dan
kerendahan hati adalah lebih dari cukup ketimbang setumpuk kalimat jawaban
dan pernyataan. Tujuan hidup tak berada di balik kata-kata â seindah apapun
kata itu digoreskan â melainkan dalam hidup itu sendiri yang kita temukan
sewaktu kita sungguh-sungguh menjalaninya. Dengan begitu kita kedua kaki
tak segan dan tahu kemana mesti diayunkan.
Persoalan falsafah, âApa makna hidup?â mempunyai makna yang
berbeda bagi setiap orang. Kekaburan pertanyaan ini terwujud dalam perkataan
âmaknaâ yang menyebabkan persoalan ini boleh ditaksif dengan pelbagai cara,
umpamanya:
1. Apakah puncaknya hidup?
3. Apakah maksudnya hidup?
4. Apakah yang bernilai dalam hidup kita?
5. Apakah tujuan hidup ataupun tujuan dalam
kehidupan seseorang?
Persoalan ini telah menimbulkan berbagai
jawaban yang bertentangan serta perdebatan dari teori-teori saintifik ke
teori-teori falsafah, teologi dan penjelasan-penjelasan rohaniah.
Secara umum tujuan hidup itu adalah untuk
1. Untuk menjadi manusia yang dapat
mengabdi pada sang penciptanya ( Allah )
2. Mencari kebenaran dan keabsahan yang
baik sesuai dengan filsafat dan ajaran agama yang telah diwahyukan oleh Allah
SWT
3. Menjadi manusia seutuhnya dan
sebagai penata sosial yang kuat serta berwibawa sehingga mampu menjalankan visi
dalam kehidupan sebagai manusia utuh.
4. Dapat mengolah alam semesta yang
disesuaikan oleh Allah SWT dengan menggunakan akal pikiran yang telah
dianugrahkan oleh Allah SWT
5. Menjadi manusia yang bahagia, kaya
serta sehat jasmani dan rohani sehingga terjadi keseimbangan kehidupan di dunia
dan kehidupan di akhirat.
1. Tujuan hidup menurut tokoh-tokoh Alkitab:
Salomo: setelah berbicara mengenai kesia-siaan hidup ketika hidup
dihidupi dengan cara seolah-olah apa yang ada hanyalah dunia dan segala yang
ditawarkannya Salomo menyimpulkan dalam kitab Pengkhotbah: âAkhir kata dari
segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada
perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah
akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang
tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.â (Pengkhotbah 12:13-14). Salomo
mengatakan bahwa hidup adalah menghormati Tuhan dengan pikiran dan cara hidup
kita dan menuruti perintah-perintahNya karena orang akan berdiri di hadapanNya
untuk dihakimi.
2. Tujuan hidup sebagaimana dinyatakan dalam
Kitab Wahyu:
Kitab terakhir dalam Alkitab, kitab Wahyu mendiskusikan apa yang
akan terjadi pada akhir dari zaman yang kita kenal ini. Setelah kembalinya
Kristus dan masa pemerintahanNya selama 1.000 tahun di atas bumi ini berakhir,
mereka yang tidak percaya akan dibangkitkan dan dihakimi berdasarkan perbuatan
mereka dan dikirim ke dalam kekekalan mereka di dalam lautan api (Wahyu 20).
Langit dan bumi sebagaimana kita ketahui akan dihancurkan dan langit baru serta
bumi baru akan diciptakan dan kekekalan akan tiba. Sekali lagi, sebagaimana
dalam Taman Eden dalam kitab Kejadian, manusia akan kembali berdiam dengan
Allah dan Allah dengan mereka (Wahyu 21:3), semua sisa kutukan (atas bumi
karena dosa manusia) akan disingkirkan (kesedihan, penyakit, kematian,
kesakitan) (Wahyu 21:4). Allah mengatakan bahwa mereka yang menang akan
mewarisi segalanya, Dia akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi
anak-anakNya.
3. Tujuan dalam hidup bergantung pada asal usul manusia
Jika kita
adalah hasil dari evolusi, maka kita tidak lebih dari makhluk biologis yang
rumit yang berhasil mencapai taraf kesadaran pribadi. Kita kecewa karena tidak
ada tujuan yang lebih besar dalam hidup ini selain berusaha mempertahankan
hidup dan kelangsung spesies sampai kecelakaan kosmik lai terjadi dan menaikkan
tingkat hidup kita setingkat lebih tinggi. Namun, kita Bukanlah hasil dari
kecelakaan kosmik.
Sains yang
sejati menguatkan fakta bahwa evolusi makro (transformasi spesies yang satu ke
spesies yang lain) adalah suatu lelucon belaka. Evolusi salah disebut sebagai
âsainsâ ketika sebetulnya tidak dapat diulangi atau diamati tapi harus diterima
melalui iman, sama seperti penciptaan. Sejalan dengan makin kita belajar
mengenai biologi-mikro, kita mendapatkan bahwa kemungkinan untuk pembentukan
molekul protein yang paling sederhana yang dibutuhkan untuk hidup adalah sama
sekali tidak mungkin sekalipun ada waktu Triliyunan tahun untuk terjadi secara
kebetulan kombinasi yang tepat untuk terbentuknya asam amino. Demikian pula
fosil tidak mendukung teori evolusi.
Dalam kata-kata dari penganut teori evolusi sendiri
seharusnya ada bermacam bentuk hidup tahap peralihan yang belum ditemukan. Apa
yang dibuktikan oleh fosil adalah apa yang dikatakan oleh Kejadian 1: sejumlah
besar spesies yang berbeda muncul pada saat yang sama dan spesies-spesies itu
pada umumnya masih sama dengan apa yang ada saat ini. Perubahan pada burung
atau ngengat dalam abad terakhir dan yang sering dikutip sebagai dukungan untuk
evolusi adalah merupakan perubahan dalam spesies (evolusi mikro), sesuatu yang
tidak ditentang oleh Alkitab atau penganut-penganut penciptaan. Lagipula, makin
kita mempelajari apa yang disebut dengan sel sederhana kita makin menemukan apa
yang telah dikatakan oleh Kejadian pasal 1: bahwa hidup adalah hasil dari
Desainer dan Pencipta yang sangat berpengetahuan. Karena kita bukanlah hasil
dari kecelakaan kosmik namun adalah ciptaan Allah, kalau ada tujuan hidup,
Allah telah memberitahukannya kepada kita.
4.
Tujuan Hidup Muslim
Secara
umum dan sudah diyakini di kalangan Muslim, bahwa tujuan hidup manusia adalah
ingin mendapatkan ridho dar Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa. Melalui iman dan
beramal kebajikan. Firmannya:
ÙÙÙ
ÙÙÙ Ű§ÙÙÙÙŰ§ŰłÙ Ù
ÙÙÙ ÙÙŰŽÙ۱ÙÙ
ÙÙÙÙŰłÙÙÙ Ű§ŰšÙŰȘÙŰșÙŰ§ŰĄÙ Ù
Ù۱Ù۶ÙŰ§Ű©Ù Ű§ÙÙÙÙÙÙ ÙÙۧÙÙÙÙÙÙ Ű±ÙŰĄÙÙÙÙ ŰšÙۧÙÙŰčÙŰšÙۧۯ (ۧÙŰšÙ۱۩: 207)
âDan di antara manusia ada orang
yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha
Penyantun kepada hamba-hamba-Nyaâ. (Depag RI, 1984:50).
Pengertian di atas tadi bahwa arti
dan makna hidup hanya untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
Sepanjang
tujuan hidup manusia ingin mendapatkan ridho Allah SWT, maka indikasi yang
menentukan adalah bisikan hati. Seperti dijelaskan oleh Nurcholis Madjid
(1992:32) bahwa âSepanjangâŠâŠtujuan hidup manusia, taruhan yang amat menentukan
adalah hati nurani.
Manusia
sebagai bagian dari alam dan juga sebagai bagian dari sesamanya, maka ia harus
mengaktualisasikan diri dalam sikap hidup yang menempatkan diri sebagai bagian
dari kemanusiaan, dan dengan nyata menunjukan kepedualiannya pada manusia dan
makna hidupnya di dunia ini. Dan sifat kemanusiaan merupakan wujud dari makna
hidup manusia yang menyadari dirinya, untuk mengenal sesamanya. Ajakan ke arah
kesadaran diri, seperti kata kenalilah dirimu sendiri agar engkau mengenal
Tuhanmu dan janganlah lupakan Tuhanmu agar engkau tidak lupa akan dirimu. .
B. TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan
pendidikan merupakan gambaran dari filsafah atau pandangan hidup manusia, baik
secara perseorangan maupun kelompok membicarakan tujuan pendidikan akan
menyangkut system nilai dan norma-norma dalam suatu konteks kebudayaan, baik
dalam mitos, kepercayaan dan religi, filsafat, ideology dan sebagainya. Dalam
menentukan tujuan pendidikan ada beberapa nilai yang perlu diperhatikan,
seperti yang dikemukakan oleh Hummel (1997:39) antara lain:
a) Authonomy: Gives
individuals and group the maximum awareness,knowledge and ability so thatthey
can manage their personal and colegtive life to the greates possible extent.
b) Equaty: Enable
all citizen to participate in cultural and economic life by coffering them an
equal basic education.
c) Survival: Permit
every nation to transmit and enrichits cultural herilage over the generations,
but also guide education toward mutual understanding and toward what has become
a worldwide realizations of common destiny.
Tujuan pendidikan harus
mengandung ketiga nilai tersebut. Pertama, Autonomy,
yaitu memberikan kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan secara maksimum kepada
individu maupun kelompok, untuk dapat hidup mandiridan hidup bersama dalam
kehidupan yang lebih baik. Kedua, Equiti
(keadilan), berarti tujuan pendidikan tersebut harus member kesempatan kepada
seluruh warga masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan berbudaya
dan kehidupan ekonomi dengan member pendidikan dasar yang sama. Ketiga, Survival, yang berarti dengan pendidikan
akan menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi kegenerasi berikutnya.
1. Macam-Macam Tujuan Pendidikan
Menurut Langeveld, tujuan pendidikan
ada bermacam-macam, yaitu:
a. Tujuan
Umum
Tujuan ini juga disebut tujuan total, tujuan yang sepenuhnya
atau tujuan
akhir. Dalam hal ini Kohnstam dan Gunning mengatakan bahwa
tujuan akhir dari pendidikan ialah untuk membentuk insane kamil atau manusia
sempurna. Manusia dapat dikatakan sempurna apabila dalam hidupnya menunjukkan
adanya keselarasan/harmonis antara maniah dan rohaniah.
b. Tujuan Khusus
Untuk menuju kepada tujuan umum itu, perlu adanya kekhususan
tujuan
yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi tertentu.
Penyesuaian terhadap situasi dan kondisi tertentu inilah yang dimaksud dengan
tujuan khusus.
c. Tujuan Tak Lengkap
Tujuan tak lengkap adalah tujuan
dari masing masing aspek pendidikan. Oleh kerena itu tujuan dari masing-masing
aspek pendidikan harus dilengkapi dengan tujuan aspek-aspek lain agar tidak
terjadi ketimpangan.
d. Tujuan Insidentil : ( tujuan
seketika atau sesaat )
Tujuan ini timbul secara kebetulan,
secara mendadak dan hanya bersifat sesaat. Misalnya: tujuan untuk mengadakan
hiburan atau variasi dalam kehidupan sekolah maka diadakanlah darmawisata ke
suatu tempat. Dalam hal itu tujuan ini selesai setelah darmawisata dilaksanakan.
e. Tujuan Sementara
Tujuan sementara adaah tujuan-tujuan
yang ingin kita capai dalam fase-fase tertentu dari pendidikan. Misalnya: anak
dimasukkan ke sekolah agar bisa membaca dan menulis. Membaca dan menulis adalah
tujuan sementara anak masuk sekolah.
f. Tujuan Perantara
Tujuan perantara disebut juga tujuan
intermediair. Tujuan ini adalah merupakan alat atau sarana untuk mencapai
tujuan-tujuan yang lain.
2. Tujuan Pendidikan Menurut Para
Pakar
a. Socrates (469-347 SM)
Tujuan pendidikan Socrates adalah
mengembangkan daya pikir sehingga memungkinkan orang untuk mengerti pokok-pokok
kesusilaan.
b. Plato (384-332 SM)
Tujuan pendidikan
menurut Plato adalah menyajikan individu bahagia dan berguna bagi Negara. Di
dalam bukunya âRepublikâ berpendapat bahwa tujuan pendidikan ialah mencapai
keadilan di dalam Negara dengan pimpinan seorang raja yang bijaksana.
c. Aristoteles (354-430 SM)
Tujuan pendidikan
ialah membuat kehidupan rasional. Individu bersama-sama dengan orang-orang lain
hendaknya tingkah lakunya selalu dipimpin oleh akal.
d. Augustinus (354-1553)
Tujuan pendidikan
ialah cinta sepenuhnya kepada Tuhan agar mendapat ketentraman di alam baqa
kelak.
e. Francois Rabelais (1483-1553)
Tujuan pengajaran
adalah pembentukan manusia yang lengkap, cakap dalam kesenian dan industry,
perkembangan manusia dalam segala seginya : jasmani, kesusilaan dan akalnya.
f. Prof. Dr. Ph. Kohnstam (Belanda 1875)
Tujuan pendidikan
ialah menolong manusia yang sedang berkembang, supaya ia memperoleh perdamaian batin
yang sedalam-dalamnya tanpa mengganngu atau menjadi beban orang lain.
g. John Milton (Inggris, 1608-1674)
Tujuan pendidikan
ialah persiapan untuk kehidupan sebenarnya di dunia nyata.
h. John Locke (Inggris, 1632-1704)
Tujuan pendidikan
ialah pembentukan watak, perkembangan manusia sebagai kebulatan moral, jasmani
dan mental.
3. Tujuan Pendidikan di Indonesia
Pendidikan di Indonesia
terproyeksikan pada ideologi Pancasila dan konstitusi UUD 1945 sebagai
falsafahnya. Oleh karena itu, tujuan pendidikan secara umum ditujukan untuk
menghasilkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang sikap dan perilakunya
senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai pancasila.
Dalam Undang-Undang Nomor 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan:
âPendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaanâ.
Selain itu tujuan pendidikan di
Indonesian juga sebagaimana yang
tertulis dalam UUD RI nomer 20 tahun 2003 tentang pendidikan tentang sistem
pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyebutkan : âpendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada tuhan yang mhasa esa, berakhlak mulia , sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawabââ.
C. HUBUNGAN TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
Hubungan manusia dengan pendidikan
sangat erat karena mempunyai ikatan yang tidak dipisahkan antara satu dengan
yang lainnya. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka
mempertahankan hidupnya. Manusia disebut juga â Homo Sapiens â yang
artinya sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan.
Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui segala
sesuatu disekelilingnya, yang belum diketahuinya. Melalui pendidikan pula
perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan
melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan di
analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh
makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui
pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang melalui suatu proses alami
menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Oleh sebab
itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang optimal
sebagai manusia.
Dengan mengacu kepada
prinsip-prinsip tujuan hidup manusia, dapat dirumuskan tujuan pendidikan dalam konteks
tujuan hidup manusia, yaitu sebagai berikut:
1. Pendidikan
Islam adalah usaha sadar manusia membimbing dan mengembangkan manusia untuk
mencapai tujuan hidupnya berdasarkan ajaran Islam. Tujuan hidup manusia
berdasarkan ajaran Islam adalah memperoleh ridlo Allah swt. Karena itu, maka
tujuan pendidikan adalah memperoleh ridlo Allah swt.
2. Ridlo Allah
hanya bisa dicapai melalui pola hidup beribadah kepada Allah, yaitu sikap
penghambaan dan ketundukkan kepada sistem Allah. Agar manusia memiliki pola
hidup ibadah, diperlukan bimbingan dan pembiasaan. Oleh karena itu, maka proses
pendidikan harus ditujukan agar manusia memiliki kesadaran dan kemampuan
menjalankan ibadah kepada Allah, baik ibadah ritual maupun ibadah sosial dalam
kerangka menjalankan fungsi kholifah fil ard.
3. Aktivitas duniawi yang didasarkan penghambaan dan ketundukkan (ibadah) kepada
Allah akan melahirkan prilaku bermoral (akhlaq al karimah). Pembentukan
prilaku bermoral memerlukan bimbingan, pembiasaan dan latihan. Oleh karena itu,
proses pendidikan harus ditujukan untuk membentuk manusia yang berakhlaq mulia.
4. Prilaku
bermoral (akhlaq mulia) akan mendatangkan kebahagiaan bagi manusia dalam
kehidupan di dunia dan akhirat. Implikasinya adalah bahwa semua perancangan
pendidikan harus diarahkan untuk membantu dan membimbing manusia mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat melalui pola hidup bermoral atas dasar ibadah
kepada Allah.
Di sinilah terjadi hubungan antara tujuan hidup manusia dengan tujuan
pendidikan. Dalam pendidikan, jika seseorang telah menguasai ilmu atau hal yang
ingin diketahuinya, maka ia telah mencapai tujuan pendidikannya tersebut.
Begitu pula dengan kehidupan. Dalam kehidupan, kebanyakan manusia ingin
memperoleh kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan proses
pendidikan yang dijalaninya dengan sungguh-sungguh, maka manusia akan dapat
mencapai tujuan hidupnya tersebut. Inilah yang disebut tujuan hidup manusia
sebagai tujuan akhir pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dari
pemaparan di atas bisa kita simpulkan bahwa tujuan hidup manusia yang hakiki
itu adalah juga merupakan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Tujuan manusia
yaitu menghambakan dirinya kepada tuhan serta bisa mensejahterakan bangsa negaranya
sedangkan tujuan dari Pendidikan Nasional.